JAKARTA – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Mahasiswa Pancasila (MAPANCAS) Pilar Saga Ichsan dorong generasi muda untuk berani membentuk diri menjadi jiwa mandiri untuk Indonesia emas di Tahun 2045.
Hal itu Ia sampaikan saat mengisi Kuliah Kebangsaan Pemuda Indonesia dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila yang mengusung tema Investor Of Change Pemuda Indonesia, Pemuda Bangkit Bersama Membangun Peradaban Dunia di Graha Assuryaniyah Jakarta, Senin (6/6/2022)
“secara sejarah kita sebagai mahasiswa sebetulnya memiliki peran yang sangat penting dalam membangun bangsa ini” tegas Pilar.
Pilar yang juga merupakan Wakil Walikota Tangerang Selatan (Tangsel) menjelaskan, kehadiran organisasi kepemudaan adalah untuk melatih jiwa kepemimpinan, membangun kebersamaan, belajar bertukar gagasan, mempertajam rasa kepedulian, mengembangkan rasa tanggung jawab dan menyalurkan bakat dan kemampuan.
“pemimpin yang hebat itu bukan pemimpin yang bisa menaklukan saingannya, tapi pemimpin yang mampu meredam persaingan” ungkapnya.
Dalam paparanya, Ia menjelaskan ada langkah-langkah yang perlu diambil dalam membangun diri menjadi pemuda berjiwa mandiri.
Pertama, pemuda harus bisa mengoptimalkan potensi pada diri masing-masing, serta membangkitkan rasa percaya diri. Kedua pemuda harus mampu membangkit rasa kesadaran nasionalisme. Ketiga ialah membangkitkan rasa kepedulian dan kepekaan akan kondisi lingkungan sekitar. Keempat ialah menyediakan media atau wahana yang menjadi tempat pemuda menunjukan eksistensi diri.
“mudah-mudahan keluar dari sini, setelah diberikan materi oleh senior-senior kita, kedepan teman-teman bisa berpikir untuk melakukan sesuatu yang lebih besar lagi” harapnya.
Ia juga menekanan agar pemuda dapat mengembangkan karakter diri seperti kerja keras, berani memuali, kreaif dan inovatif, terus belajar pantang menyerah dan menjadi mandiri.
“bagaimana teman-teman semua begitu lulus dari kuliah, kalian bisa menentukan sikap hidup kalian dimasa depan. Harus jadi mandiri dan memikirkan hal yang lebih besar lagi dimasa depan” tegasnya.
Menurutnya, saat ini era globalisasi menjadi tantangan terbesar, dimana banyak sekali arus informasi yang mengandung nilai negatif tersebar dikalangan remaja akibat perkembangan zaman.
“Ini adalah PR kita. kurangnya kita adalah, kita hanya sebagai pengguna saja bukan menjadi penemu” terangnya.
Sebelum mengakhiri pembicaraannya, Pilar berharap, selain bekerja pada orang lain generasi pemuda juga harus mulai menanamkan pikiran bahwa suatu saat nanti ia juga harus bisa memeprsiapakan lapangan pekerjaan untuk orang banyak.
“kalau semua anak-anak Indonesia berpikir bahwa kita bukan hanya menerima gaji, kita harus memberikan gaji untuk orang lain. Insya Allah Indonesia di 2045 akan kita wujudkan” tutupnya.