SERPONG – Ibu adalah sosok yang menginspirasi bagi setiap anak di Indonesia, karena dari kasih sayangnya lahirlah kepribadian bangsa yang dapat meneruskan arah pembangunan di negeri ini.
Kasih sayang terhadap ibu haruslah di tuangkan dalam keseharian kehidupan kita sebagai anak bangsa, 22 Desember hanya simbol dari untaian kasih sayang kebahagiaan bangsa Indonesia terhadap Ibu. Sehingga dirayakan secara nasional oleh Bangsa Indonesia.
Ketua Umum Pengurus Pusat Kesatuan Perempuan Partai Golkar Airin Rachmi Diany mengatakan Ibu adalah personaliti wanita yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, melainkan adalah gudang inspirasi dan ilmu bagi anak-anaknya. Ibu selalu memberikan arah yang detail bagaimana anaknya harus bersikap dan mengambil langkah dalam menentukan arah masa depan.
“Kita tidak bisa menemukan pengetahuan yang kita peroleh di luar baik di kampus di ruang belajar ataupun sarana pendidikan lain, tapi di sosok Inilah kita bisa menemukan segala hal yang kita bisa jalankan dan lalui,” terang Walikota dua periode (2011-2016, 2016-2021) di Kota Tangerang Selatan ini, saat dimintai komentar terkait hari ibu tahun 2021.
Airin menjelaskan kondisi kehidupan berbangsa saat ini membutuhkan figur ibu yang sangat banyak, sehingga keterwakilan perempuan atau ibu dalam membangun kebijakan arah pemerintahan dan pembangunan bisa di selaraskan dengan kebutuhan kaum ibu.
“Wanita atau ibu harus sudah tidak tabu lagi dalam terjun ke ranah politik, karena kondisi saat ini mengharuskan kita kaum perempuan ( red-para ibu) untuk terjun langsung menyuarakannya di partai dan parlemen berkaitan dengan kebutuhan dan kebatinan kaum ibu di Indonesia,” tegasnya.
Airin menjelaskan pendiri bangsa ini sudah memberikan contoh nyata peran penting sosok ibu, sejarah negeri ini mencatat, Kongres Perempuan Indonesia pertama pada 22 Desember – 25 Desember 1928 yang dihadiri oleh organisasi-organisasi wanita yang telah berdiri pada saat itu.
“Kongres perempuan pertama tersebut merupakan tonggak sejarah penting bagi perempuan-perempuan Indonesia karena dengan terselenggaranya kongres ini kesadaran perempuan Indonesia dalam berorganisasi dan berpolitik makin terpicu terutama untuk memperjuangkan tuntutan-tuntutan perempuan Indonesia, seperti persamaan hak dan derajat perempuan dan laki-laki terutama dalam masalah pendidikan, penentangan perkawinan terhadap anak-anak, dan kawin paksa.” paparnya.
Diakui Airin, Presiden Soekarno pada masa tersebut dengan lugas dan tegas berani menetapkan 22 Desember menjadi peringatan Hari Ibu Nasional pada Kongres Perempuan Indonesia ke-3. Tujuan ditetapkannya hari Ibu oleh Presiden Soekarno adalah untuk merayakan semangat perempuan Indonesia dalam meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara serta memberikan penghargaan kepada perempuan-perempuan Indonesia yang telah mendidik generasi bangsa Indonesia.
“Dilihat dari sejarahnya Peran perempuan yang telah menjadi ibu tentunya tidak dapat dianggap remeh terutama dalam mendidik generasi muda Indonesia, oleh karena itu tentunya tidaklah berlebihan jika perempuan dianggap sebagai tiang negara.” terang Politisi Partai Golkar ini.
Airin menjelaskan KPPG sebagai Organisasi Sayap Perempuan Partai GOLKAR sangat memandang penting peringatan Hari Ibu yang mengingatkan kembali akan momentum pergerakan perempuan di Indonesia khususnya di bidang politik serta pentingnya peran perempuan sebagai tiang negara dan Ibu Bangsa.
“Karena dengan politiklah kebijakan-kebijakan berkaitan dengan kemajuan bangsa Indonesia dapat diambil dan diputuskan yang tidak terlepas dari peran perempuan di dalamnya, baik sebagai penetap kebijakan maupun sebagai pendukung.” terangnya. (nis)