LUMAJANG – Gunung Semeru Jawa Timur tercatat mengalami 24 kali letusan dan 7 kali embusan asap berdasarkan data pos pengamatan Gunung Api Semeru pada pukul 00.00-06.00 WIB, Jumat (9/12/2022).
Saat ini, Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu masih berstatus Awas atau level IV. Petugas mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara sejauh 17 kilometer
“Untuk perkembangan Gunung Semeru masih di level IV Awas. Guguran lava pijar terlihat saat malam hari atau menjelang petang,” jelas petugas Pusdalops BPBD Kabupaten Lumajang, Danial.
Guguran lava itu bisa terlihat ketika kondisi cuaca cerah. Semeru juga tercatat mengalami vulkanik dangkal tiga kali dan guguran lava sekali.
Danial mengimbau masyarakat tetap waspada. Masyarakat diminta tidak beraktivitas di sektor tenggara dalam radius 17 km dari puncak Semeru.
Berdasarkan data yang diterima, dua desa yang paling terdampak hujan abu setelah gunung semeru memuntahkan awan panas (APG) yakni Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo dan Kampung Renteng dan Kajar Kuning di Desa Sumber Wuluh, Candipuro.
Anggota Senior Tim Rescue Ikatan Remaja Anti Narkotika Pecinta Alam (Irannala) yang akrab disapa Gun mengatakan hujan abu itu menerjang beberapa dusun terdekat dengan puncak Semeru.
“Seperti Kampung Renteng dan Kajar Kuning di Desa Sumber Wuluh, Candipuro,” kata Gun saat dikonfirmasi, Jumat (9/12/2022)..
Sedangkan lokasi paling pekat terdampak hujan abu tempat dirinya dan timnya berada yakni di kawasan Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo.
Dia memastikan hujan abu itu tidak sampai ke Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, tempat para pengungsian berada.
“Paling parah terdampak hujan abu di Supit Urang, desa tertinggi dekat puncak Semeru. Hujan abu tidak sampai ke Penanggal,” jelasnya.