Tangerang – Sebanyak 30 orang warga Kabupaten Tangerang meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri di rumahakibat terpapar COVID-19.
“Di beberapa pekan terakhir pada akhir Juni 2021, kami sudah mengevakuasi sebanyak 30 orang yang meninggal karena COVID-19 saat isolasi mandiri,” kata Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tangerang, Soma Atmaja di Tangerang, Jum’at, 2 Juli 2021.
Menurutnya, dengan banyaknya jumlah kasus kematian karena virus corona saat isolasi mandiri ini, dikarenakan kondisi keterisian ruang perawatan atau Bed Occupancy Rate (BOR) di sejumlah rumah sakit (RS) dan rumah singgah yang ada di Kabupaten Tangerang mengalami overload.
Sehingga, pasien yang seharusnya mendapatkan perawatan khusus dari tim medis tersebut terpaksa harus melakukan isolasi mandiri dan berobat sendiri. “Jadi menurut saya dengan kondisi saat ini sangat memprihatinkan,” katanya.
Ia mengungkapkan, dalam sehari PMI Kabupaten Tangerang bisa mengevakuasi 5 sampai 7 jenazah COVID-19. Dengan mayoritas mereka yang meninggal saat isolasi mandiri berusia sekitar 40 tahun. “Rata-rata mereka yang meninggal di usia 40 tahun, tetapi relatif juga. Mereka seharusnya di umur segitu masih kuat,” ungkapnya.
Dengan kondisi tersebut, lanjut dia, pihaknya hanya memiliki fasilitas 3 unit mobil ambulans yang digunakan untuk mengangkut warga yang meninggal dunia saat isolasi mandiri. “Kalau dari fasilitas seperti mobil ambulans kita ada 3 unit, tetapi dari yang ada itu masih mencukupi,” ujarnya.
Ia menambahkan, seiring meningkatnya kasus terkonfirmasi COVID-19 di Kabupaten Tangerang, pihaknya meminta kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan mematuhi disiplin protokol kesehatan 5M. Seperti memakai masker, mencuci tangan dengan air yang mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan serta mengurangi mobilitas ke luar daerah.