Jakarta – Lembaga Survei Proximity Indonesia merilis hasil survei tentang evaluasi pemerintahan DKI Jakarta periode 2022-2024. Hasilnya, mayoritas warga Jakarta tidak puas dengan kinerja Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
“Data menunjukan bahwa lebih dari 60 persen (tidak puas 51,50 persen dan sangat tidak puas 10,60 persen) masyarakat Jakarta menyatakan ketidakpuasannya pada kinerja Pejabat Gubernur Heru Budi Hartono,” kata CEO Proximity Indonesia Whima Edy Nugtoho dalam konferensi pers di kawasan Petamburan, Jakarta Barat, (Kamis 30/5/2024).
Whima memaparkan hanya sedikit masyarakat yang menyatakan puas dengan kinerja Heru Budi selama memimpin Jakarta. Presentase-nya kurang dari 40 persen dengan rincian 34,60 persen menyatakan puas dan 3,60 persen menyatakan sangat puas.
“Secara umum masyarakat menilai bahwa Jakarta tidak mengalami perkembangan siginifikan di bawah kepemimpinan Pj Gubernur Heru Budi Hartono,” ujar Whima.
Total, ada 48,60 persen warga Jakarta yang menilai perkembangan Jakarta di bawah kepemimpinan Heru Budi sama saja.
Lalu, ada 16,30 persen warga lainnya yang menyatakan perkembangan Jakarta semakin baik sejak dipimpin Heru Budi. Sementara itu, 35,10 persennya menilai perkembangan Jakarta justru semakin buruk saat dipimpin Heru Budi.
Warga Jakarta menilai pengangguran, pengendalian harga kebutuhan pokok, masalah pemberantasan korupsi, dan pendidikan menjadi persoalan yang perlu diselesaikan oleh pemerintahan Jakarta untuk lima tahun ke depan.
“Sementara persoalan lain seperti kesehatan, kemacetan, infrastruktur dan lain-lain mendapatkan presentase kurang dari 5 persen,” ujarnya.
Adapun survei, dilakukan Proximity Indonesia pada periode 16 hingga 25 Mei 2024 dengan populasi survei adalah seluruh warga Jakarta yang berusia 17 tahun atau lebih atau sudah menikah saat survei dilakukan.
Metode pengambilan data dilakukan melalu wawancara tatap muka (face to face interview) terhadap 800 responden yang dipilih menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan tingkat kesalahan atau Margin of Error (MOE) ±3,46 dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Kemudian, sampel responden tersebar secara proposional pada 80 kelurahan yang tersebar di Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara. (red)